Banyak Anak Banyak Rezeki. Ngga juga tuh..

Beberapa masyarakat sempat "terhipnotis" dengan pernyataan "Banyak Anak Banyak Rezeki". Apa iya ? Masa sih ? Lalu masyarakat menilai pernyataan seperti itu dari sudut pandang mana ?

Ini saya menilai berdasarkan pengalaman yang saya lihat sendiri, karena (tidak perlu saya sebutkan secara detail) adalah sebuah keluarga di mana anak2nya sampai 13, dan apakah keluarga tersebut berkecukupan dari sisi materi ? Jawaban nya adalah TIDAK.
Bapaknya hanya pegawa negeri dengan gaji yagn pas-pasan, salutnya memang bapak itu tidak mau ikut2an korupsi seperti temannya, memang teman2nya banyak yagn tajir2, cuma bapak itu saja yang hidup bergelimangan dengan kekurangan setiap bulannya, dan di tambah dengan anaknya yang rata2 2 tahun sekali lahir, hingga mencapai total 13 anak.

Masyarakat sekitar yang melihat keluarga tersebut memang merasa iri, karena rumah tersebut selalu ramai dan penuh canda tawa, seakan2 tidak ada kepedihan dan kesusahan, walau makan cuma nasi garam yang penting kumpul.. itu lah statetement yang saya mau patahkan di tulisan ini.

Yah.. itu keluarga masih terlihat sangat akrab satu sama lain, itu saat anak2nya masih belum berkeluarga dan masih dalam satu rumah.
Setelah anak pertama menikah, di susul anak kedua, ketiga dan seterusnya, barulahmulai timbul sedikit clash, dan ini sebenarnya bukan dari pihak menantu ataupun ipar, justru dari keluarga itu sendiri, dimana di bapak, kepala keluarga di rumah tersebut, tidak pernah bisa dan tidak pernah mau mendamaikan anak2nya saat sedang ada konflik.

Sampai anak yang no 13 menikah pun, konflik masih terus ada.

Saya mencoba untuk meneliti (kayak ilmuwan yaks.. :p), dan ternyata ada pada kedua orang tuda tersebut yang masih sedikit agak kolot, entah karena ngga mau ikutan KB, atau memang sudah termakan pernyataan "Banyak Anak Banyak Rezeki".

Ternyata Banyak Anak Banyak Rezeki itu ngga seharusnya milik semua keluarga, baik itu yang kaya maupun yang kekurangan, karena jika dari orang tuanya sendiri yang tidak bisa mendidik anak2nya dengan baik, maka anak2 nya akan merasa sok kuat lah, sok banyak uang lah, sok alim lah, sok pintar lah di bidang ini, di bidang itu. Dan kembali juga ke pola pikir dan pendidikan anak2 tersebut, walau memang kadang pendidikan seseorang tidak menjamin pola pikir orang tersebut akan menjadi baik, banyak yang sudah sarjana tapi pola pikir dan gaya bicara seperti anak2 yang jauh dari pendidikan.

Ada baiknya, jika dalam merencanakan kelahiran anak, itu di perhitungkan juga matang2, dari sisi mental dan tentunya yang utama adalah materi. Karena logikanya, jika anaknya hanya sedikit, maka ilmu yang harus di wariskan ke orang tua akan terbagi lebih banyak ke anak2nya, di bandingkan dengan orang tua yang anak2nya banyaaaakkkk banget, mereka sudah pasti akan terbentur oleh masalah materi dan mengatur karakter anak2 yang berbeda2. Itu saya pikir semua orang sudah bisa menilai kok.. Jaman sekarang gitu loh... :p

Beda halnya jika pernyataan tersebut di terapkan pada keluarga yang berkecukupan, mereka tidak akan pusing2 untuk mengurusi hal2 materi.

Nah.. ini hanya pendapat pribadi ane.. silahkan di komentari.